KEBERADAAN KELAS SOSIAL DALAM MASYARAKAT
Disusun Oleh :
Ø Muh.
Fadlih Dahlan
Ø Husna
Mapata
Ø Nasrianto
|
Ø Hanisa
Ø Rani
Rezawati
|
Kelompok
I
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH LUWUK
Tahun
Akademik 2012/2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Tuhan YME
karena berkat rahmat-Nya makalah ini dapat terselesaikan. Materi ini diambil
dari hasil penelusuran di internet dan buku-buku yang bersangkutan dengan mata
kuliah ini.
Mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan makalah ini jika berkenan memberikan saran, penulis
akan menerimanya dengan terbuka. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Penulis ucapkan terima kasih.
Luwuk,
Oktober 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR
ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang .................................................................................... 1
1.2
Rumusan
Masalah ............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kelas Sosial ..................................................................... 2
2.2 Klasifikasi Kelas Sosial ....................................................................... 3
2.3 Pengertian Status Sosial .................................................................... 6
2.4
Pengertian Stratifikasi Sosial ............................................................ 9
2.5 Pengertian Diferensiasi Sosial ........................................................... 9
2.6 Pengertian
Peranan Sosial ................................................................. 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
........................................................................................... 15
3. 2 Saran
...................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelas
sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang
berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi
ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara
sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang lebih
sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu
lapisan yang kurang lebih sama pula.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan kelas
social?
b) Bagaimana pengklasifikasian Kelas Sosial ?
c) Apa yang dimaksud dengan Status
sosial?
d) Apa yang dimksud dengan Stratifikasi
Sosial?
e) Apa yang dimaksud dengan Diferensiasi
Sosial?
f) Bagaimana Penjelasan tentang Peranan
Sosial?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kelas Sosial
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”. Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial. Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu ( kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama ) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
2.2 Klasifikasi Kelas Sosial
Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu:
a)
Berdasarkan Status Ekonomi.
v Aristoteles
membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:dan;
-
Golongan sangat kaya
-
Golongan kaya
-
Golongan miskin
Aristoteles menggambarkan ketiga
kelas tersebut seperti piramida:
1.
Golongan Sangat Kaya
2.
Golongan Kaya
3. Golongan Miskin
Ket :
Golongan
pertama : merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari
pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
Golongan
kedua : merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat.
Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.
Golongan
ketiga : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan
rakyat biasa.
v
Karl Marx, juga membagi masyarakat menjadi
tiga golongan, yakni:
a.
Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat
produksi.
b.
Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.
c.
Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi.
Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.
Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.
v
Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi
menjadi enam kelas yakni:
a.
Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class)
b.
Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper class)
c.
Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle class)
d.
Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle class)
e.
Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower class)
f. Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan
bawah ( Lower-lower class).
1.
Upper-upper class
2.
Lower-upper class
3.
Upper-middle class
4.
Lower-middle class
5.
Upper-lower class
6.
Lower-lower class
Kelas sosial pertama : keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
Kelas sosial kedua : belum lama menjadi kaya
Kelas sosial ketiga : pengusaha, kaum professional
Kelas sosial keempat : pegawai pemerintah, kaum semi
profesional, supervisor, pengrajin terkemuka.
Kelas sosial kelima : pekerja tetap (golongan
pekerja)
Kelas sosial keenam : para pekerja tidak tetap,
pengangguran, buruh musiman, orang bergantung pada tunjangan.
v
Dalam masyarakat Eropa dikenal 4
kelas, yakni:
1. Kelas puncak (top class)
1. Kelas puncak (top class)
2. Kelas menengah berpendidikan
(academic middle class), Kelas menengah ekonomi (economic middle class)
3. Kelas pekerja (workmen dan Formensclass)
4. Kelas bawah (underdog class)
4. Kelas bawah (underdog class)
b)
Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
Contoh :
Pada
masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana,
Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat
disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar
seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa,
Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh
kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
Definisi Kelas Sosial
Berdasarkan karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti yang sama, walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut.
Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi. Jadi, definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah: Sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
c) Berdasarkan Status Politik
Secara
politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Seseorang yang
mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisan tinggi, sedangkan yang
tidak punya wewenang berada dilapisan bawah. Kelompok kelas sosial atas antara
lain:
- pejabat eksekutif, tingkat pusat
maupun desa.
- pejabat legislatif, dan
- pejabat yudikatif.
Pembagian kelas-kelas sosial dapat
kita lihat dengan jelas pada hirarki militer.
a) Kelas Sosial Atas (perwira) Dari
pangkat Kapten hingga Jendral
b) Kelas sosial menengah (Bintara) Dari
pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor
c) Kelas sosial bawah (Tamtama) Dari
pangkat Prajurit hingga Kopral kepala.
2.3 Pengertian Status Sosial
Status social adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status ocial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
Setiap individu dalam masyarakat
memiliki status sosialnya masing-masing. Status merupakan perwujudan atau
pencerminan dari hak dan kewajiban individu dalam tingkah lakunya. Status
sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau posisi, peringkat seseorang
dalam kelompok masyarakatnya.
Pada
semua sistem sosial, tentu terdapat berbagai macam kedudukan atau status,
seperti anak, isteri, suami, ketua RW, ketua RT, Camat, Lurah, Kepala Sekolah,
Guru dsbnya.
Dalam
teori sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah kedudukan
(status) dan peranan ( role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam
pelapisan masyarakat. Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok memiliki
arti penting dalam suatu sistem sosial.
Apa itu sistem sosial ?
Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dan tingkah laku individu-individu dalam masyarakat dan hubungan antara individu dan masyarakatnya. Status atau kedudukan adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial atau kelompok masyarakat.
a) Cara
Memperoleh Status
Bagaimana
cara individu memperoleh statusnya? Cara-cara memperoleh status atau kedudukan
adalah sbb:
a. Ascribed Status adalah keuddukan
yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status ini sudah diperoleh sejak
lahir.
Contoh:
Jenis kelamin, gelar kebangsawanan, keturunan, dsb.
b. Achieved Status adalah kedudukan
yang diperoleh seseorang dengan disengaja.
Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur, camat, ketua OSIS dsb.
Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur, camat, ketua OSIS dsb.
c. Assigned Status merupakan kombinasi
dari perolehan status secara otomatis dan status melalui usaha. Status ini
diperolah melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain, atas jasa
perjuangan sesuatu untuk kepentingan atau kebutuhan masyarakat. Contoh: gelar
kepahlawanan, gelar pelajar teladan, penganugerahan Kalpataru dsb.
b) Akibat
Adanya Status Sosial
Kadangkala
seseorang/individu dalam masyarakat memiliki dua atau lebih status yang
disandangnya secara bersamaan. Apabila status-status yang dimilikinya tersebut
berlawanan akan terjadi benturan atau pertentangan. Hal itulah yang menyebabkan
timbul apa yang dinamakan Konflik Status. Jadi akibat yang ditimbulkan dari
status sosial seseorang adalah timbulnya konflik status.
Macam-macam Konflik Status:
a. Konflik Status bersifat Individual:
Konflik
status yang dirasakan seseorang dalam batinnya sendiri.
Contoh: - Seorang wanita harus
memilih sebagai wanita karier atau ibu rumah tangga
- Seorang anak harus memilih
meneruskan kuliah atau bekerja.
b. Konflik Status Antar Individu:
Konflik
status yang terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain, karena
status yang dimilikinya.
Contoh:
- perebutan warisan antara dua anak dalam keluarga
- Tono beramtem dengan Tomi gara-gara
sepeda motor yang dipinjamnya dari kakak mereka.
c. Konflik Status Antar Kelompok:
Konflik
kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok yang satu dengan kelompok
yang lain.
Contoh: Peraturan yang dikeluarkan
satu departemen bertentangan dengan peraturan departemen yang lain. DPU (Dinas
Pekerjaan Umum) yang punya tanggung jawab terhadap jalan-jalan raya, kadang
terjadi konflik dengan PLN (Perusahaan LIstrik Negara) yang melubangi jalan
ketika membuat jaringan listrik baru. Pada waktu membuat jaringan baru
tersebut, kadangkala pula berkonflik dengan TELKOM karena merusak jaringan
telpon dan dengan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) karena membocorkan pipa
air. Keempat Instansi tersebut akan saling berbenturan dalam melaksanakan
statusnya masing-masing.
2.4 Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara vertikal atau atas bawah. Contohnya seperti struktur organisasi perusahaan di mana direktur berada pada strata / tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada struktur mandor atau supervisor di perusahaan tersebut.
2.5 Pengertian Diferensiasi Sosial
Diferensiasi
sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara
horisontal atau sejajar. Contohnya seperti pembedaan agama di mana orang yang
beragama islam tingkatannya sama dengan pemeluk agama lain seperti agama
konghucu, budha, hindu, katolik dan kristen protestan. Kelas sosial dibagi
menjadi tiga, yaitu :
1. Kelas Sosial
Atas
2. Kelas Sosial Menengah
3. Kelas Sosial Bawah
Kelas sosial atas biasanya mendapat penghormatan atau di hormati oleh kelas sosial dibawahnya karena beberapa keunggulan yang dimiliki kelas sosial atas misalnya kedudukan sosialnya maupun kekayaanya. Setiap kelas sosial yang ada, mereka yang ada di dalamnya biasanya memiliki kebiasaan dan perilaku dan gaya hidup yang sama. Misalnya kelas sosial atas kebiasaan belanjanya ke Mall atau ke super Market yang ada.
Kelas bawah tentunya akan belanja di warung-warung terdekat dengan pola makan seadanya bahkan sering kita jumpai mereka makan jauh dari kebutuhan gizi yang diperlukan. Pola-pola sosial dan gaya hidup telah memberikan kesadaran mereka akan kelas sosial yang mereka miliki, walaupun mereka tidak menghendaki untuk menduduki kelas sosial bawah, namun mereka menyadari kelas sosial yang mereka miliki atau digolongkan; oleh karena itu kesadaran kelas sosial ini akan membawa konsekuensi pola-pola perilaku yang berbeda antara kelas sosial satu dengan kelas sosial yang lain.
Pola-pola sosial dan gaya hidup masing-masing kelas sosial menjadikan kelas social yang mereka miliki sebagai sebuah sub-culture dalam suatu struktur social. Seolah-olah setiap anggota dari kelas sosial tertentu dilihat berbeda dengan anggota kelas sosial yang lain dan mereka seakan akan mempunyai hak dan kewajiban berbeda dalam kehidupan masyarakatnya.
Kelas sosial dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu :Ø
1. Kelas Sosial Terbuka
Walaupun
besar kecilnya kelas sosial tidak dapat diukur, namun secara umum dapat
diketahui bahwa bentuk stratifikasi sosial di mana kelas sosial ada di dalamnya
adalah berbentuk pyramid runcing keatas dengan pembagian kelas sosial atas
paling sedikit, disusul kemudian kelas sosial menengah dan kelas social bawah
paling banyak jumlahnya.
Kelas sosial terubuka memungkinkan anggota kelas sosial yang ada berpindah atau bergeser ke kelas sosial yang lain baik vertilkal ke atas maupun vertical ke bawah. Kelas sosial terbuka biasanya terdapat pada masyarakat modern dimana keterkaitan dengan adat semakin kecil, sehingga symbol-simbol adat yang ada sebagai symbol dari kelas sosial tertentu sudah tidak ada lagi. Masyarakat modern biasanya menggunakan berbagai simbol-simbol kelas sosialnya dengan panghasilan dan kekayaan yang dapat di wujudkan dengan gedung mewah maupun mobil serta pola dan gaya hidup kelas atas. Batas-batas kelas sosial sebenarnya tidak jelas sekali sehingga sangat mungkin terjadi interaksi atar kelas atas bawah dengan kelas menengah atas , maupun kelas menengah bawah dengan kelas bawah atas. Kenyataan semacam ini untuk menunjukan bahwa kelas sosial adalah konsep sosiologis dan ilmiah yang dalam kenyataan dalam kehidupan masyarakat tidak ada. Gambaran di atas juga menjelaskan bahwa yang mempengaruhi kelas sosial juga sangat relative satu dengan yang lain dan kedudukan seseorang dalam masyarakat adalah hasil totalitas dari kriteria penentuan kelas sosial yang ada. Misalnya dalam hal pendidikan memiliki gelar S3, namun secara ekonomi masuk kelas menengah, tetapi pengaruh di dalam kehidupan masyarakat sangat besar; maka mereka masih tetap digolongkan pada kelas sosial tinggi. Demikian juga halnya orang yang memiliki gelar sarjana dan belum memilki pekerjaan maupun penghasilan serta rumah dapat dimasukan ke kelas menengah dan tidak pada kelas bawah. Relativitas yang ada dalam penentuan kelas sosial bagi seseorang adalah kompleksitas dan totalitas dari kedudukan sosial yang dimilki dan itu bersumber dari penilaian masyarakatnya dan bukan penilain dari dirinya sendiri.
2. Kelas Sosial TertutupØ
Kelas sosial dikategorikan tertutup manakala sedikit kemungkinan orang bergeser dari kelas sosial tertentu ke kelas sosial yang lain, baik vertikal ke atas maupun vertikal ke bawah. Kasta di masyarakat India misalnya merupakan salah satu contoh kelas sosial yang bersifat tertutup, system kelas sosial kasta tidak memungkinkan orang untuk berpindah kasta apalagi dari kasta ke kasta atas. Kedudukan sosial seseorang diperoleh melalui jalur keturunan atau hubungan darah. Masyarakat tradisional status keluarga sangat menentukan kelas sosial bagi keturunannya. Kwelas bangsawan biasanya anaknya akan dengan sendirinya anak mereka termasuk kelas bangsawan dengan symbol-simbol kebangsawanan yang dimiliki dengan gelar ataupun perilaku yang menunjukan kelasnya. Simbol-simbol kelas sosial yang ada pada masyarakat tradisional seperti pakaian dengan perhiasan mas intan permata, pakaian berbulu , maupun urnamen gading gajah dan lain sebagainya sekarang mulai hilang digantikan dengan symbol-simbol yang lebih bersifat kekayaan dan ekonomis.
2.6 Pengertian Peranan Sosial
a)
Peranan
merupakan
aspek dinamis dari suatu status (kedudukan). Apabila seseorang melaksanakan
hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya, maka ia telah
menjalankan peranannya. Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang
yang memiliki kedudukan atau status. Antara kedudukan dan peranan tidak dapat
dipisahkan. Tidak ada peranan tanpa kedudukan. Kedudukan tidak berfungsi tanpa
peranan,
Contoh: Achieved Status adalah
kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja. Misalnya : kedudukan yang diperoleh melalui
pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur, camat, ketua OSIS dsb.
- Dalam rumah tangga, tidak ada
peranan Ayah jika seorang suami tidak mempunyai anak.
- Seseorang tidak bisa memberikan
surat Tilang (bukti pelanggaran) kalau dia bukan polisi.
Peranan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, karena dengan peranan yang dimilikinya ia akan dapat mengatur perilaku dirinya dan orang lain. Seseorang dapat memainkan beberapa peranan sekaligus pada saat yang sama, seperti seorang wanita dapat mempunyai peranan sebagai Konflik peranan timbul ketika seseorang harus memilih salah satu diantara peranannya misalnya sebagai ibu atau sebagai karyawan kantor.
b)
Konflik
Peranan. Konflik
peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari dua atau lebih
status yang dimilikinya. Pada umumnya konflik peranan timbul ketika seseorang
dalam keadaan tertekan, karena merasa dirinya tidak sesuai atau kurang mampu
melaksakan peranan yang diberikan masyarakat kepadanya. Akibatnya, ia tidak
melaksanakan peranannya dengan ideal/sempurna.
Contoh: Ibu Tati sebagai seorang ibu
dan guru di suatu sekolah. Ketika puterinya sakit, ia harus memilih untuk masuk
mengajar atau mengantarkan anaknya ke dokter. Pada saat ia memutuskan membawa
anaknya ke dokter, dalam dirinya terjadi konflik karena pada saat yang sama dia
harus berperanan sebagai guru mengajar dikelas. isteri, ibu, karyawan kantor
sekaligus (lihat g 7. Tiga Cakupan Peranan Sosial
Peranan sosial dapat mencakup tiga hal berikut:
1. Peranan meliputi norma-norma yang
berhubungan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Contoh:
Sebagai seorang pemimpin harus dapat menjadi panutan dan suri teladan para
anggotanya, karena dalam diri pemimpin tersebut tersandang aturan/norma-norma
yang sesuai dengan posisinya.
2. Peranan merupakan konsep tentang apa
yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat. Contoh: seorang ulama,
guru dan sebagainya, harus bijaksana, baik hati, sabar, membimbing dan menjadi
panutan bagi para muridnya.
Peranan
juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi truktur sosial
masyarakat. Contoh: Suami, isteri, karyawan, pegawai negeri, dsb, merupakan
peranperan dalam masyarakat yang membentuk struktur/susunan masyarakat.
c)
Fungsi Peranan Sosial Peranan memiliki beberapa fungsi
bagi individu maupun orang lain. Fungsi tersebut antara lain:
1. Peranan yang dimainkan seseorang
dapat mempertahankan kelangsungan struktur masyarakat, seperti peran sebagai
ayah atau ibu.
2. Peranan yang dimainkan seseorang
dapat pula digunakan untuk membantu mereka yang tidak mampu dalam masyarakat.
Tindakan individu tersebut memerlukan pengorbanan, seperti peran dokter,
perawat, pekerja sosial, dsb.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Demikian yang dapat Penulis paparkan mengenai
materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini mengenai Pendidikan
Kewarganegaraan diantaranya yaitu Pengertian dan penjelasan secara ringkas
tentang kelas
social, Status sosial, Stratifikasi Sosial, Diferensiasi Sosial dan pengklasifikasi Kelas Sosial, serta Peranan Sosial terhadap masyarakat.
Semoga apa yang penulis jelaskan melalui makalah ini bisa menambah wawasan serta
pengetahuan bagi pembaca umumnya dan khususnya pada diri saya sendiri selaku penulis dari makalah ini .
3.2 Saran
Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan untuk penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://adulchuletta.blogspot.com/2009/12/kelas-sosial
dan-status.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar